Penghormatan terhadap Ari-ari
Ari-ari (plasenta) yang dicanangkan sebagai saudara bayi yang memeliharanya selama kehamilan berlangsung, mendapat perhatian khusus sesuai dengan adat kebiasaan masyarakat yang berlaku. Sebagian masyarakat memperlakukan ari-ari (plasenta) dengan tata laksana khusus, sebagai ungkapan terima kasih karena telah memelihara bayi sampai cukup bulan, tidak ada cacat rohani dan jasmani, serta lahir di dunia.
Keyakinan masyarakat bahwa minimal selama 42 hari empat saudara bayi tersebut akan menunggunya dan akan diajaknya bermain-main. Pernahkah ibu melihat dan memperhatikan bayi, tersenyum sendiri saat tidur, karena ia diajak bermain oleh saudaranya. penulis mempunyai pengalaman tentang hal ini, yaitu penulis pernah dipanggil oleh ari-ari, sekitar jam 12 malam karena ibu si bayi terlupa memberikan air susu pada ari-ari tersebut (ariari seolah-olah minta ASI). Akhirnya penulis memintakan ASI, dan diberikan kepada ari-ari tersebut untuk memenuhi permintaanya itu. Setelah anak itu dapat bicara, suaranya persis seperti yang pernah penulis dengar dari ari-ari (adiknya itu).
Pada ari-ari (plasenta) terjadi penyatuan plasenta itu sendiri dan lamad (membran), sedangkan air ketuban dan darah bercampur dan hilang setelah dibersihkan. Oleh karena itu ari-ari (plasenta) mendapat penghormatan sebagai wakil empat saudara janin (bayi) itu untuk mendapat upacara sesuai dengan adat dan kebiasaan setempat.
Demikian ari-ari, sebagai bagian padat paling vital, untuk memberikan kehidupan dalam rahim, sehingga akarnya janin (bayi) mendapat penghormatan khusus diNusantara ini, sebagai manifestasi ungkaran terima kasih keluarga karena telah sangat berjasa sampai lahir bayi yang sehat rohani dan jasmani.
No comments:
Post a Comment