Peristwa yang terpenting pada perode kala nifas (masa setelah melahirkan) adalah terjadinya perubahan fisik dan laktasi (menyusui).
Perubahan Fisik
Kembalinya Rahim ke Bentuk Asalnya
Pada waktu hamil dapat terjadi perubahan besar pada otot rahim, yang mengalami pembesaran ukuran karena pembesaran selnya (hipertrofi) clan pembesaran ukuran karena pertambahan jumlah selnya (hiperplasia). Sehingga dapat menampung pertumbuhan dan perkembangan janin sampai cukup bulan dengan berat lebih dari 2500 gram. Berat rahim menjadi sekitar 1 kg, yang semula hanya 30 gram. Setelah persalinan terjadi proses sebaliknya yang disebut "involusi" (kembalinya rahim ke ukuran semula) dimana secara berangsur otot rahim mengecil kembali, sampai seberat semula pada minggu ke-7 (42 hari). Proses ini berlangsung cepat dengan perkiraan urutan setelah persalinan:
7 hari berat rahim 500 g
14 hari 375 g Pada waktu hamil dapat terjadi perubahan besar pada otot rahim, yang mengalami pembesaran ukuran karena pembesaran selnya (hipertrofi) clan pembesaran ukuran karena pertambahan jumlah selnya (hiperplasia). Sehingga dapat menampung pertumbuhan dan perkembangan janin sampai cukup bulan dengan berat lebih dari 2500 gram. Berat rahim menjadi sekitar 1 kg, yang semula hanya 30 gram. Setelah persalinan terjadi proses sebaliknya yang disebut "involusi" (kembalinya rahim ke ukuran semula) dimana secara berangsur otot rahim mengecil kembali, sampai seberat semula pada minggu ke-7 (42 hari). Proses ini berlangsung cepat dengan perkiraan urutan setelah persalinan:
7 hari berat rahim 500 g
hari ke-42 50 g
Tempat implantasi plasenta segera tertutup epitel sebagai proses penyembuhan, sehingga tidak menjadi sumber perdarahan dan tempat masuknya infeksi. Liang senggama yang meregang karena proses persalinan akan mengecil, sehingga seminggu setelah persalinan hanya dapat dilalui satu jari. Robekan pada liang senggama menyembuh dengan sendirinya. Hanya robekan yang terdapat pada mulut rahim memerlukan perhatian, karena mungkin sukar sembuh, dan dapat menjadi luka menahun (kronis) sebagai sumber infeksi atau dapat mengalami degenerasi ganas.
Pola Pengeluaran Lokia
Lokia adalah cairan yang keluar dari liang senggama pada masa nifas. Cairan ini dapat berupa darah atau sisa lapisan rahim. Urutan pengeluaran lokia ini terjadi dimulai oleh keluarnya lokia rubra, berupa darah, agak gelap, mungkin ada gumpalan terjadi antara 2-5 hari; lokia sanguinolenta, cairan berupa lendir capur darah, warna merah muda terjadi antara 6-14 hari; dan lokia alba, cairan yang keluar berupa lendir putih terjadi sampai kala nifas herakhir.
Setiap perubahan pola pengeluaran lokia bila disertai suatu perpanjangan pengeluaran darah, ada kemungkinan ini keadaan abnormal, seperti terdapat sisa placenta, selaput ketuban atau luka jalan lahir yang masih berdarah.
Perubahan Kulit
Pada waktu hamil terjadi pigmentasi kulit pada beberapa tempat karena proses hormonal. pigmentasi ini berupa kloasma gravidarum pada pipi, hiperpigmentasi kulit sekitar payudara, hiperpigmentasi kulit dinding perut (striae gravidarum). Setelah persalinan, hormonal berkurang dan hiperpigmentasi pun menghilang. Pada dinding perut akan menjadi putih mengkilap yaitu "striae albikan."
Dinding Perut
Otot dinding perut memanjang sesuai dengan besarnya pertumbuhan hamil. Setelah persalinan dinding perut kendor, dan lebih kendor sesuai dengan jumlah kehamilan. Tetapi kendornya dinding perut dapat dikurangi dengan jalan melakukan latihan dinding perut melalui senam kesegaran jasmani. Secara sederhana dapat dilakukan di rumah sebagai berikut mengangkat kaki silih berganti beberapa kali setup hari, mengangkat badan beberapa kali dalam sehari dengan kaki membujur, mengedorkan dan mengerutkan otot liang dubur. Semuanya dapat dilakukan di tempat tidur, setelah bangun pagi atau sore. yang penting diperhatikan adalah melatih otot lingkar liang dubur yang sebagian melingkari dinding liang senggama bagian luar. Melatihnya tidak terlalu sukar sambil duduk atau pada waktu kapan saja, karma segera setelah melahirkan ibu dapat mengerutkan dan mengedorkan liang dubur yang secara tidak langsung melatih otot liang senggama. Latihan ini mempercepat kembalinya liang senggama pada ukuran semula.
Buang Air Besar dan Berkemih
Pada persalinan normal masalah berkemih dan buang air besar tidak mengalami hambatan apapun. Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali ibu takut pada luka episiotomi. Bila sampai tiga hari belum buang air besar sebaiknya dilakukan "klisma" untuk merangsang buang air besar sehingga tidak mengalami sembelit dan menyebabkan jahitan terbuka. Tentang berkemih, sebagian besar mengalami pertambahan air seni, karma terjadi pengeluaran air tubuh yang berlebih, yang disebabkan oleh pengenceran (hemodilusi) darah pada waktu hamil. Keadaan demikian adalah normal bahkan bila air seni seret, perlu dilakukan evaluasi penyebabnya.
Pada masa yang akan datang, dengan kehidupan bayi yang terjamin, kematian setelah persalinan dapat ditekan, besar kemungkinan ibu malah meminta persalinannya dilakukan dengan bedah seksio sesarea dengan irisan melintang dua tiga kali, dan selanjutnya dilakukan sterilisasi menurut vasektomi tuba Ma. Dengan demikian liang senggama utuh, demi keharmonisan keluarga dan kepuasan seks kedua belah pihak.
Lamanya perawatan di rumah sakit dengan konsep mobilisasi dini tidak terlalu lama sekitar 2-3 hari dan dibolehkan pulang. Selanjutnya diminta datang seminggu kemudian untuk pemeriksaan luka jahitan episiotomi. Dengan rooming in ibu langsung medapatkan pendidikan merawat bayi sesuai dengan cara moderen dengan konsep menjadi kebersihan. Sekarang banyak sekali alas-alas perawatan bayi yang dijual, sehingga bayi dapat terjaga. Popok dan pakaian bayi bila diperhitungkan terasa lebih murah membeh daripada membuat sendiri, dan hasilnya dengan berbagai variasi yang inclah. Demikian juga alas dan bahan untuk mempertahankan suasana kering pada sekitar lipatan paha dan bokong tersedia dengan berbagai jenis sesuai kulit bayi.
No comments:
Post a Comment